Thursday, May 31, 2012

“ Analisis Film Shattered Glass “


TUGAS
“ Analisis Film Shattered Glass “


Pendahuluan

            Dalam makalah ini saya akan menjelaskan tentang film Shattered Glass, film ini menceritakan tetntang seorang jurnalis muda yang bekerja disuatu majalah terkemuka di New York yaitu New Republica yang sangat terkenal, pertama kali berdiri sejak tahun 1914 tetapi yang saya akan jelaskan tentang situasi di New Republica pada tahun 1988 dimana perusahaan itu mempunyai seorang jurnalis yang membuat berita tidak sesuai dengan kebenaran dan fakta yang ada,
disini saya akan menganalisis tentang aktor pemain film Shattered Glass yang diperankan oleh Hayden Christensen sebagai Stephen Glass yang membuat berita berdasarkan hayalan dia untuk meraup popularitas, film ini diangkat dari kisah nyata dari Stephen Glass yang sekarang menjadi Novelis dan salah satu buku karangannya adalah The Fabulist, yang menceritakan pengalamannya sendiri sebagai seorang jurnalis yang menulis suatu kebohongan demi suatu popularitas.
Lewat pengalaman nyata inilah kita dapat memetik pelajaran, bahwa seorang jurnalis harus menyampaikan kebenaran bukan kebohongan. sehingga pembaca dapat tahu bahwa berita yang ditulis itu adalah suatu kenyataan, paling bagus adalah jika mencantumkan foto agar pembaca dapat melihat kejadian sebenarnya.
 film Shattered Glass ini sangat baik untuk pembelajaran mengenai kegiatan jurnalis seperti apa yang seharusnya dilakukan. isu besar yang diangkat dala film Shattered Glass adalah kewajiban pertama jurnalisme pada kebenaran dan intisari jurnalisme adalah displin verifikasi.
dalam makalah ini juga saya akan menganalisis tentang film ini dan apa dampak positif dan negatif film ini, terus apa yang harus para jurnalis lakukan untuk menghadapi masalah dalam suatu kegitan jurnalistik agar para jurnalis melakukan semua kegiatannya secara profesional tanpa mementingkan kepentingan pribadi




Analisis Aktor Pemain Film Shattered Glass


            Dalam film Shattered Glass ada seorang aktor yang sangat mencolok perannya dan kuat karakternya, pria yang berperan sebagai Stephen Glass ini yang bekerja di salah satu perusahaan terbesar di New York bernama New Republic. tetapi kesuksesannya dalam mencari berita tidak didasarkan dengan fakta-fakta yang sebenarnya terjadi, ada yang ganjal dalam pemuatan beritanya karna dia memuat berita tidak berdasarkan fakta dan kebenaran, dia mengarang berita itu seolah-olah dia mengalami suatu kejadian yang diceritakan dalam berita itu.
            Menjadi wartawan di New Republica sangat tidak mudah, gajinya yang kecil, jadwal yang sangat ketat tetapi jika membayangkan tulisannya akan dibaca oleh orang-orang terkenal, contohnya Presiden membuat kebanggaan tersendiri.
tetapi kesenangan tersebut tidak dilakukannya dengan benar membuat Stephen Glass berbuat curang dengan menulis berita tidak berdasarkan fakta dan kebenaran yang ada. ini menjadi pelajaran untuk semua Jurnalis di seluruh dunia untuk menuliskan berita berdasarkan fakta bahkan kalau bisa menyertai foto untuk tanda bukti.
            apa yang dilakukan oleh Stephen Glass ini jelas telah melanggar aturan utama Jurnalisme yang seharusnya menyampaikan kebenaran beupa fakta. Stephen Glass juga bukan hanya tidak menyampaikan fakta namun berbohong dengan mengarang cerita.
 setiap kegiatan Jurnalisme harus bisa bisa dipertanggung jawabkan kepada masyarakat, oleh karena itu seorang jurnalistik harus mengacu kepada kebenaran. namun kebenaran ini adalah sebuah kebenaran yang harus terus dicari kebenerannya dengan verifikasi.
            mungkin dengan kejadian ini Stephen Glass sadar bahwa berita itu tidak boleh dibuat-buat seperti novel fiktif  yang hanya butuh imajinasi bisa membuat pembacanya terlena, tetapi mayarakat harus tau fakta yang sebenarnya bukan kebohongan belaka. satu contoh yang harus kita pelajari untuk kedepannya dalam melaksanakan tugas jurnalis. Stephen mungkin salah satu contoh kecil yang bisa kita ambil

Analisis tentang Film Shattered Glass


            Dalam film ini kita dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya, bahwa ini adalah potret kecil yang dilakukan jurnalis tidak bertanggung jawab. inti kegiatan jurnalisme mendapatkan fakta adalah terus melakukan verifikasi dan men cek ulang,
 oleh karena itu tindakan yang dilakukan oleh editor The New Republic untuk mencari fakta dengan melakukan cek dan ricek terus menerus adalah benar faktanya. Film yang menceritakan tentang seorang jurnalis yang ingin mencapai popularitas dengan cara yang tidak pantas dilakukan oleh para jurnalis.
Apa yang dilakukan oleh Stephen Glass jelas telah melanggar aturan utama jurnalisme yang seharusnya adalah menyampaikan kebenaran berupa fakta, Stephen Glass bukan hanya tidak menyampaikan fakta namun berbohong dengan mengarang cerita.
setiap kegiatan jurnalisme harus bisa dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. oleh karena itu kegiatan junalistik harus mengacu kepada kebenaran. namaun kebenaran ini adalah sebuah kebenaran yang senantiasa terus dicari yakni dengan verifikasi.
Stephen Glass merealisasikan ambisinya menulis cerita yang hebat, membuat dirinya mengesampingkan nurani. kejujuran adalah tanggung jawab terhadap nurani, seharusnya nurani individu dapat menekan seorang jurnalis untuk menyampaikna kebenaran. pernyataan Stephen Glass diatas merupakan proses produksi sebuah berita yang harus melalui banyak pihak untuk cek dan ricek terus menerus.
tetapi Chuck sebagai editor yang baru tidak teliti dalam melakukan pengecekan yang seharusnya dilakukan lewat bantuan internet, bahkan jika diperhatikan disalah satu adegan seorang perempuan bernama Gloria di The New Republic mengatakan seharusnya Chuck bisa mengecek kebenaran lewat adanya foto, yang memang tidak ada dalam artikel Glass. dalam dialog ini sebetulnya terdapat kesalahan fatal dari seorang editor tulisan Stephan Glass turut mendapat sanksi karena kelalainya. berikut kutipan dialog Gloria dengan Chuck di menit (01:23:58 – 01:24:11)
seharusnya kewajiban para jurnalisme adalah kebenaran tetapi dalam film ini Stephen Glass telah melanggar prinsip utama kode etik, berita yang ia sampaikan kepada masyarakat tidak didasarkan kepada kebenaran, setiap berita yang ia angkat selalu memiliki suatu kebohongan, bahkan ada berita yang keseluruhannya merupakan karangannya sendiri.
            Stephen Glass dalam film ini telah menjalankan tugasnya sebagai penmantau yang bebas, bahkan mungkin terlalu bebas. ia memantau sekitarnya tanpa melihat batas kebebasan, yang telah ia langgar. Stephen Glass menuliskan apapun yang tidak ada dalam kenyataan mengarang keseluruhan berita agartidak ada pihak yang potes.
untuk apa protes kalau berita yang ditulis tidak berhubungan dengan seorang yang benarbenar nyata, tidak ada yang menjadi korban dari tulisan Stephen Glass, tidak ada yang diruksak nama baiknya, sebab orang yang Stephen tulis tidak benar-benar ada.
akibatnya tugas Stephen sebagai wartawan yang seharusnya memantau dengan bebas tidak berhasil ia jalankan, sebab ia hanya memantau sesuatu yang tidak pernah ada,
dalam film Shattered Glass ini beberapa scene khayalan Stephen Glass yang memberikan kuliah di depan kelas merupakan cara bagi pembuat film untuk memasukkan kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh seorang jurnalis, scene-scene  ini menjadi perbandingan antara apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang jurnalis dan apa yang harus dilakukan oleh Stephen Glass.




Analisis masalah dalam Film Shattered Glass



            Sebenarnya para Jurnalis harus menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, dan masyarakat perlu diberi informasi yang sifatnya faktual dan jelas sumbernya. sedangkan dalam film ini Stephen Glass telah melanggar kode etik, dia tidak menjelaskan fakta dan ia hanya memberikan berita tidak jelas sumbernya dan belum jelas juga kebenarannya.
            para jurnalis juga harus menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitsa kepada sumber informasi, tetapi Stephan Glass memperoleh informasinya tidak berdasarkan tata cara yang etis karena beberapa beritanya merupakan berita yang ia karang sendiri bahkan beberapa sumber beritanya juga merupakan sumber berita karangannya sendiri
            para jurnalis juga harus menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dan pini berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat, tetapi wartawanpun sebaliknya dalam melaporkan dan menyiarkan informasi yang ia peroleh, beberapa informasi yang ia dengar  dari mulut ke mulut bisa ia kembangkan sendiri menjadi suatu berita yang sifatnya palsu karena tidak  bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
            seharusnya jurnalis tidak menyiarka informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan asusila, tetapi dalam Film Shattered Glass wartawan-wartwan New Republica telah berusaha menjalankan fungsi ini sebaik mungkin, sayangnya Stephen Glass sebagai wartawan telah melanggar ia telah menyiarkan informasi yang bersifat dusta
            Seharusnya jurnalis tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi, wartawan harus selalu menjaga kehormatan profesi dengan tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun dari sumber berita yang berkaitan dengan tugas kewartawanannya dan tidak menyalahgunakan profesi untuk kepentingan pribadi atau kelompok. tetapi Stephen Glass sebagai jurnalis New Republic bersikap tidak loyal terhadap New Republic, ia memanfaatkan popularitasnya dengan menjual artikel yang sifatnya bohong kepada majalah Rolling Stones.
            seharusnya para jurnalis memiliki hak tolak,informasi latar belakang dan off record sesuai kesepakatan, wartawan juga harus melindungi narasumber yang tidak bersedia disebut nama dan identitasnya, berdasarkan kesepakatan kalau narasumber meminta informasi yang diberikan untuk ditunda pemuatannya harus dihargai.
sedangkan dalam Film Shattered Glass tidak diceritakan mengenai hal ini Stephen Glass tidak diperlihatkan dalam posisi sebagai wartawan yang meminta menunda suatu berita.
            seharusnya wartawan segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab, tetapi Stephen Glass sangat tidak sesuai dengn kode etik sebagai wartawan, bagaiman mungkin Stephen Glass mencabut dan meralat kekeliruan dalam beritanya jika ia dengan sengaja memasukan berita yang sifatnya palsu kedalam majalah New Republic, bahkan ketika majalah Forbes sebagai publik bertanya mengenai keakuratan berita “hack heaven” yang dibuat Stephen Glass, Stephen melayani hak jawab tersebut dengan jawaban-jawaban palsu yang ia karang sendiri akibatnya Stephen Glass terpaksa berbohong semakin banyak demi menutupi kebohongan-kebohongan sebelumnya.





No comments:

Post a Comment